Dekan FK UB Soroti Tindakan Asusila oleh Oknum Dokter

Dekan FK UB Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya , Prof. Dr. dr. Widodo, M.Si., Med., memberikan pernyataan terkait dugaan tindakan asusila yang dilakukan oleh seorang dokter yang merupakan alumni FK UB. Tanggapan ini muncul sebagai bentuk keprihatinan terhadap pelanggaran etika dalam profesi medis serta untuk merespons keresahan masyarakat.

Insiden Mencoreng Dunia Kedokteran

Kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret seorang dokter berinisial DR memicu perhatian publik. Peristiwa tersebut terjadi saat pasien perempuan menjalani pemeriksaan medis di sebuah klinik swasta. Laporan korban yang disampaikan ke pihak kepolisian disertai bukti rekaman memperkuat indikasi adanya pelanggaran terhadap hak pasien.

Tanggapan Tegas dari Pihak Fakultas

Dalam konferensi pers yang digelar di kampus FK UB, Prof. Widodo menyampaikan rasa prihatin dan menekankan pentingnya menjaga martabat profesi kedokteran. Ia menyatakan bahwa segala bentuk pelanggaran etika tidak bisa ditoleransi, terlebih jika dilakukan oleh lulusan institusi pendidikan kedokteran.

“Dunia kedokteran dibangun atas dasar kepercayaan. Pelanggaran terhadap nilai dasar ini harus diproses secara hukum dan etik,” ujar Prof. Widodo di hadapan awak media.

Komitmen Penegakan Etika Profesi

FK UB menyusun langkah pembenahan melalui penguatan pendidikan etika dalam kurikulum. Pendidikan karakter dan integritas profesional akan menjadi fokus utama agar setiap mahasiswa kedokteran tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dalam praktik medis.

“Seorang dokter bukan hanya harus pintar, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab moral,” kata Prof. Widodo.

Kolaborasi dengan Lembaga Profesi

FK UB berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran kode etik. Kerja sama ini bertujuan memastikan proses penegakan disiplin berjalan secara objektif. Prof. Widodo menegaskan bahwa organisasi profesi memiliki wewenang untuk menilai dan menjatuhkan sanksi sesuai aturan.

Harapan Masyarakat untuk Transparansi

Masyarakat menaruh harapan besar pada proses penanganan kasus ini. Transparansi dan keadilan menjadi dua hal yang sangat diinginkan oleh publik, terutama bagi pasien yang menginginkan rasa aman saat menjalani perawatan medis. Beberapa organisasi perempuan juga menyerukan pentingnya sistem pengawasan dalam praktik kedokteran.

Penutup: Pendidikan Etika sebagai Fondasi

Pendidikan etika harus menjadi fondasi utama dalam proses pembentukan dokter. FK UB berkomitmen untuk memperkuat sistem pembinaan karakter sejak mahasiswa memulai pendidikan. Kejadian ini diharapkan menjadi momentum evaluasi menyeluruh bagi institusi pendidikan, profesi, dan masyarakat luas.