Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Kolom Abu 800 Meter

Gunung Semeru Erupsi, gunung api tertinggi di Pulau Jawa, kembali mengalami erupsi pada Senin pagi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat tinggi kolom abu mencapai 800 meter dari puncak kawah, atau sekitar 4.576 meter di atas permukaan laut. Peristiwa ini menjadi bagian dari aktivitas vulkanik yang terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Kronologi Kejadian

Erupsi terjadi pada pukul 06.45 WIB dan terpantau secara visual dari pos pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan condong ke arah barat daya.

Menurut laporan resmi PVMBG, gempa letusan terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sekitar 95 detik. Aktivitas ini tergolong dalam kategori erupsi eksplosif berskala ringan, namun tetap berpotensi mengganggu wilayah sekitar terutama yang berada di jalur sebaran abu vulkanik.

Imbauan kepada Warga

Sebagai tindak lanjut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengimbau masyarakat, terutama yang bermukim di sekitar aliran Sungai Besuk Kobokan dan lereng selatan Semeru, untuk meningkatkan kewaspadaan. Jalur-jalur evakuasi juga telah disiagakan apabila terjadi peningkatan aktivitas lanjutan.

“Kami mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah. Ancaman guguran lava pijar dan awan panas masih sangat mungkin terjadi,” kata Kepala BPBD Lumajang, Slamet Wibowo.

Status dan Pengawasan Gunung Semeru

Hingga saat ini, status Gunung Semeru masih berada pada Level III (Siaga). PVMBG terus melakukan pemantauan intensif melalui sistem seismik dan pengamatan visual lapangan. Petugas juga telah menyebarkan masker dan pelindung mata kepada warga di beberapa desa terdampak abu tipis.

Selain itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi lahar hujan, terutama saat terjadi curah hujan tinggi di puncak gunung.

Aktivitas Gunung Masih Fluktuatif

Gunung Semeru dikenal memiliki karakteristik erupsi yang bersifat kontinu dan fluktuatif. Aktivitasnya dapat meningkat sewaktu-waktu tanpa adanya tanda-tanda signifikan sebelumnya. Oleh karena itu, PVMBG terus memperbarui data pemantauan untuk menjadi acuan langkah mitigasi.

Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan besar akibat erupsi pagi ini, namun pemerintah daerah tetap menetapkan status siaga darurat secara lokal untuk memastikan respons cepat jika kondisi memburuk.

Penutup

Erupsi Gunung Semeru kali ini menjadi pengingat bahwa aktivitas gunung api masih menjadi ancaman nyata di berbagai wilayah Indonesia. Masyarakat di sekitar lereng Semeru diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan petugas, dan memperbarui informasi hanya dari sumber resmi. Koordinasi antarinstansi, mulai dari PVMBG, BPBD, TNI-Polri, hingga relawan, kini menjadi kunci untuk menjaga keselamatan warga dan meminimalkan risiko bencana lanjutan.