
KA Malioboro Tabrak 9 Pemotor di Magetan, 4 Meninggal, 5 Luka Serius
KA Malioboro Kecelakaan tragis terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Senin pagi (20/5). Kereta Api Malioboro Ekspres menabrak sembilan pengendara motor yang tengah melintas. Akibat kejadian tersebut, empat orang meninggal dunia di lokasi, sementara lima lainnya mengalami luka berat.
Perlintasan Tanpa Palang Jadi Titik Kritis
Insiden terjadi sekitar pukul 06.10 WIB saat KA Malioboro Ekspres melaju dari Yogyakarta menuju Malang. Menurut saksi mata, sejumlah pemotor mencoba melintas di perlintasan rel yang tidak dilengkapi palang otomatis.
“Beberapa motor sudah berada di tengah rel saat kereta melintas dengan kecepatan tinggi. Tabrakan tidak bisa dihindari,” kata Sugeng, warga setempat yang melihat kejadian.
Korban Langsung Dievakuasi ke Rumah Sakit
Pihak kepolisian dan petugas medis segera tiba di lokasi untuk mengevakuasi korban. Empat jenazah dibawa ke RSUD dr. Sayidiman Magetan, sementara lima korban luka dirawat intensif di ruang gawat darurat.
“Korban luka mengalami cedera serius di bagian kepala dan kaki. Beberapa di antaranya masih dalam kondisi kritis,” ujar Kapolsek Barat, AKP Eko Prasetyo.
Investigasi Dipercepat, PT KAI Beri Tanggapan
Pihak kepolisian kini bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyelidiki insiden ini. Fokus utama adalah memastikan penyebab utama kecelakaan, termasuk mengevaluasi keselamatan di perlintasan tak berpalang.
“Kami akan panggil saksi-saksi dan memeriksa rekaman kamera di sekitar lokasi. Keamanan perlintasan akan menjadi perhatian serius,” tambah Kapolsek.
PT KAI menyampaikan duka mendalam kepada para korban. Dalam pernyataan resminya, perusahaan juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat melintasi perlintasan sebidang.
Warga Desak Pemerintah Pasang Palang Otomatis
Kecelakaan ini memicu kemarahan dan keprihatinan warga sekitar. Mereka menilai perlintasan tersebut sudah lama dianggap berbahaya, namun belum juga dilengkapi palang pengaman.
“Kami sudah berkali-kali mengusulkan pemasangan palang pintu. Tapi sampai sekarang belum ada tindakan dari pihak terkait,” ungkap Suparmi, warga desa setempat.