Tiga WBP Lapas Tuban Positif HIV

Tiga WBP warga binaan pemasyarakatan di Lapas Kelas IIB Tuban, Jawa Timur, dinyatakan positif mengidap HIV. Informasi ini disampaikan oleh pihak lapas setelah hasil pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban dan Puskesmas setempat.

Pemeriksaan ini merupakan bagian dari program deteksi dini penyakit menular yang secara berkala diterapkan di lingkungan pemasyarakatan. Tujuannya adalah untuk memastikan kondisi kesehatan para WBP tetap terpantau serta mencegah penyebaran penyakit di dalam lapas.

Penanganan Lanjutan dan Pengobatan Teratur
Setelah hasil pemeriksaan keluar, ketiga WBP tersebut langsung diarahkan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Mereka kini mengikuti program terapi antiretroviral (ARV) yang difasilitasi oleh petugas kesehatan lapas.

Selain itu, pihak lapas juga memberikan pendampingan psikologis agar para WBP tidak merasa terisolasi atau mengalami tekanan mental berlebihan akibat status kesehatannya.

Langkah Preventif untuk Mencegah Penularan
Untuk mencegah penyebaran HIV kepada WBP lainnya, Lapas Tuban menerapkan beberapa langkah strategis. Di antaranya adalah edukasi tentang penyakit menular, penyuluhan rutin tentang kesehatan reproduksi, serta peningkatan pengawasan terhadap aktivitas yang berisiko tinggi, seperti penggunaan jarum suntik bersama atau hubungan seksual tanpa pengaman.

Menurut Kepala Lapas Tuban, sosialisasi kesehatan ini akan terus diperkuat. “Kami tidak hanya menangani, tetapi juga berupaya mencegah. Edukasi dan pengawasan adalah kunci,” ujarnya.

Kerja Sama dengan Pihak Eksternal Ditingkatkan
Lebih lanjut, Lapas Tuban berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama dengan instansi kesehatan eksternal. Melalui kolaborasi ini, diharapkan layanan kesehatan bagi WBP dapat terus ditingkatkan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Harapan untuk Perlakuan Setara bagi Pengidap HIV
Pihak lapas juga mengajak masyarakat untuk tidak memberikan stigma negatif terhadap para pengidap HIV, termasuk warga binaan. Dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan dukungan psikososial, para WBP yang hidup dengan HIV tetap memiliki harapan untuk menjalani hidup sehat dan produktif.