Mantan Prajurit TNI Diketahui Bergabung dengan Pasukan Asing

Mantan Prajurit TNI Diketahui dilaporkan bergabung dengan militer Rusia. Informasi ini mencuat setelah sebuah video yang memperlihatkan dirinya mengenakan seragam tentara Rusia tersebar di media sosial, akhir pekan lalu.

Kementerian Pertahanan RI dan TNI AL membenarkan bahwa pria dalam video tersebut pernah berdinas sebagai prajurit TNI. Namun, ia telah mengundurkan diri beberapa tahun lalu dan tidak lagi terikat sebagai personel aktif.

Mantan Prajurit TNI  Identitas dan Riwayat 

Menurut sumber internal TNI AL, pria tersebut berinisial MS, dan pernah bertugas di satuan tempur Marinir. Ia dikenal memiliki latar belakang disiplin tinggi dan keahlian tempur, termasuk latihan bersama dengan negara mitra. Setelah mengundurkan diri, ia diketahui tinggal di luar negeri.

Namun hingga kini, belum ada keterangan resmi dari yang bersangkutan terkait alasan dirinya bergabung dengan militer Rusia. Dugaan sementara menyebutkan ia tertarik karena motif ideologis atau ekonomi.

Tanggapan Pemerintah dan TNI AL

Menanggapi kasus ini, Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Ariantyo Nugroho, menegaskan bahwa MS tidak mewakili institusi TNI. “Yang bersangkutan sudah bukan anggota aktif. Segala tindakan yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadinya,” ujarnya.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri saat ini tengah menelusuri status hukum MS di Rusia. Jika terbukti ikut serta dalam konflik bersenjata, ia bisa menghadapi sanksi administratif atau pidana berdasarkan hukum internasional dan nasional.

Aspek Hukum dan Dampak Diplomatik

Secara hukum, warga negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan militer asing, khususnya dalam konflik aktif, dapat dikenai sanksi. Apalagi jika keterlibatannya berpotensi merusak hubungan diplomatik antara Indonesia dan negara lain.

Pengamat militer dan hubungan internasional menilai, kasus ini harus ditangani dengan hati-hati. “Keterlibatan WNI dalam konflik bersenjata luar negeri bisa menimbulkan masalah hukum lintas negara dan berdampak pada posisi netral Indonesia,” ujar pengamat pertahanan, Andi Widjajanto.

Kesimpulan: Kasus Langka yang Butuh Tindak Lanjut

Kasus eks Marinir yang bergabung dengan militer Rusia menjadi perhatian serius, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Meski langka, hal ini menunjukkan pentingnya pengawasan terhadap mantan prajurit dan implikasi dari keterlibatan WNI dalam konflik luar negeri.