
Harga Cabai Rawit Merah di Kediri Naik
Harga cabai rawit merah di Kabupaten Kediri mengalami kenaikan signifikan pada awal Juli 2025. Berdasarkan data dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, merah varietas Ori 212 dan Brengos 99 tercatat naik dari Rp62.000 menjadi Rp64.000 per kilogram. Sementara itu, varietas Asmoro 043 dan Kamelia juga mengalami kenaikan harga, masing-masing menjadi Rp57.000 dan Rp56.000 per kilogram.
Penyebab Kenaikan Harga Cabai Rawit
merah ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah penurunan pasokan dari sentra produksi utama seperti Kediri dan Malang, yang masing-masing menyuplai 17 ton dan 10 ton cabai rawit merah. Selain itu, pengiriman ke wilayah luar Jawa juga mengalami penurunan, dengan pengiriman ke Kalimantan saat ini sedang libur sementara. Faktor cuaca ekstrem yang melanda beberapa daerah juga turut berdampak pada hasil panen. Selain itu, terbatasnya tenaga kerja di beberapa sentra pertanian turut berkontribusi pada berkurangnya distribusi cabai ke pasar.
Dampak pada Konsumen dan Pedagang
Kenaikan harga cabai rawit merah ini berdampak langsung pada konsumen dan pedagang di pasar tradisional maupun modern. Beberapa pedagang melaporkan penurunan daya beli masyarakat akibat harga yang tinggi. Namun, sebagian pedagang lainnya menyatakan bahwa meskipun harga naik, permintaan tetap stabil karena cabai rawit merah merupakan komoditas penting dalam masakan sehari-hari di masyarakat. Kenaikan harga ini juga mendorong beberapa konsumen untuk mencari alternatif bahan bumbu lain yang lebih terjangkau.
Tindakan Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) telah melakukan pemantauan harga dan pasokan cabai di pasar-pasar tradisional serta modern. Selain itu, pemerintah juga berkoordinasi dengan APCI untuk memastikan distribusi cabai tetap lancar dan harga bisa terkendali. Pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian secara berlebihan guna menghindari kelangkaan dan lonjakan harga yang tidak terkendali. Di samping itu, pemerintah juga mendorong petani untuk meningkatkan produktivitas melalui pelatihan dan penyediaan bibit unggul.